Perempuan dan Belanja
Perempuan dan belanja adalah dua hal yang sulit
dipisahkan, karena perempuanlah yang berperan penting dalam roda ekonomi
keluarga. Yang menjadi pertanyaan, perempuan mana sih, yang nggak suka belanja?
Rata-rata yang namanya perempuan senang belanja, meskipun tentunya tidak semua
perempuan suka belanja. Apalagi kalau tahu ada diskon produk fashion besar-besaran pastinya ingin langsung
pergi dan ikut ngantri di mall-mall meskipun berdesakan dan menghabiskan banyak
waktu.
Sebenarnya apa sih yang menjadi alasan perempuan suka
belanja? Berikut ini alasannya:
1. Takut dibilang ketinggalan zaman
Khusus untuk mode fashion
setiap tahun selalu berbeda tidak pernah sama, akan selalu ada inovasi-inovasi
terbaru baik dari model pakaian, aksesoris, sepatu sampai dengan model tas.
Bagi perempuan yang ingin disebut “kekinian” alias nggak ketinggalan zaman
tentunya akan selalu mengikuti trend fashion
terbaru. Tanpa memperdulikan masih banyak tumpukan pakaian di lemari, tanpa
memperhitungkan biaya yang dikeluarkan yang penting tidak ingin ketinggalan
zaman dan menjadi bahan perbincangan di kalangan teman-temannya.
2. Selalu merasa setiap berpergian atau pergi ke
acara resmi tidak ada pakaian yang cocok
Pernahkah menghitung jumlah pakaian yang
ada didalam lemari? Tidakkah terlihat begitu banyak tumpukkan pakaian yang
berjejalan di luar lemari? Pastinya kita tidak menyadarinya. Setiap pergi ke
undangan rasanya tidak ada pakaian yang cocok, tapi saat akan disumbangkan
kepada orang lain yang kurang mampu, mendadak pakaian itu bagus semua.
Begitulah sifat manusia senang menumpuk-numpuk harta tanpa menyadari semua akan
dipertanggungjawabkan.
3.
Tidak ingin tersaingi
Sifat yang selalu ingin lebih dari orang
lain dalam segala hal, tidak ingin tersaingi dalam penampilan sekalipun akan
menyebabkan seorang perempuan senang belanja dan merasa kurang dalam
penampilan.
4. Memanfaatkan diskon
Dengan adanya berbagai diskon yang
menarik, apalagi jauh dari harga normal maka akan membuat perempuan lupa diri,
dan membawa pulang banyak belanjaan tanpa diperhitungkan dulu manfaatnya.
Bagaimana untuk menghindari kebiasaan belanja?
1. Memilah mana keinginan dan kebutuhan
Untuk meminimalkan kebiasan belanja barang-barang
yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, maka sudah saatnya kita memilah mana
yang menjadi keinginan saja dan mana yang memang benar-benar dibutuhkan.
Buatlah daftar kebutuhan selama satu bulan, dan lawanlah keinginan yang hanya
karena lapar mata saja.
2. Mix and match pakaian
Agar tidak terlihat hanya memakai pakaian
yang itu-itu saja, cobalah untuk mitch and match pakaian yang ada. Usahakan
setiap membeli pakaian, memilih warna yang netral agar bisa disesuaikan dengan
outer ataupun cardigan dengan berbagai warna.
3. Banyak bersyukur
Jangan selalu melihat keatas tapi lihatlah
ke bawah, masih banyak orang yang kurang beruntung dari kita dan hanya memakai
pakaian yang itu-itu saja, bahkan tidak anggup membeli yang baru. Selalu
syukuri apa yang kita punya, jangan pernah membandingkan diri dengan orang
lain.
4. Hindari pergi ke mall-mall ataupun terlalu
sering berselancar di dunia maya
Kalau dulu belanja harus pergi keluar
rumah dan lama diperjalanan, saat ini belanja semakin mudah tinggal transfer
dan membuka HP ataupun laptop maka barang yang diinginkan akan dikirim tanpa
harus cape dan menghabiskan waktu dijalan. Nah, untuk itu jika tidak sanggup
menahan godaan belanja, lebih baik berhenti bersosial media dan jangan
mmebukanya jika tidak terlalu penting.
5. Simpan kartu debit di suami dan jangan
menggunakan m-banking
Dengan menyimpan kartu debit di suami,
maka akan menahan keinginan untuk belanja karena malas kalau harus ngantri dulu
ke bank. Hentikan juga penggunaan m-banking jika Bunda bukan seorang pengusaha
yang memang membutuhkan m-banking untuk mencek semua transaksi keluar masuk
rekening.
Sebenarnya, sah-sah saja jika perempuan suka belanja
karena kaum adam pun sama ada yang hobi belanja, tapi jika diluar batas dan
menjadi kebiasaan bahkan berlanjut menjadi penyakit itu yang harus diwaspadai.
Ingatlah cucuran tetesan keringat suami kita saat
mencari nafkah untuk keluarganya, apakah kita tega menghambur-hamburkannya
hanya untuk kesenangan sesaat? Tentu jawabannya tidak, iya kan?
Tidak ada komentar: